Senin, 28 Maret 2011

Kisah Sang Ember Bocor (edisi lengkap)

Selamat malam kawan,pembaca budiman. Sebenarnya malam ini saya malu memperkenalkan diri kepada kalian. Tapi ijinkanlah saya berbagi kisah perjalanan hidup saya yang tak seberapa ini. Perkenalkan nama saya adalah ember.

Dahulu waktu masih baru dibeli majikan saya di pasar kaget(malam) saya begitu berbahagia. Bayangkan teman-teman, berhari-hari ber jam jam dari pagi hingga petang saya di jajakan oleh tuan saya . Kepanasan,kedinginan dan merasa tidak berguna sama sekali. Hingga saya akhirnya dibeli oleh tukang kebun sebatangkara.

“pilih saya,pilih saya,pilih saya wahai tukang kebun yang baik’” Persis para budak yang menjajakan diri di zaman pertengahan. Senang rasanya ketika pembeli itu menimang-nimang saya,mengetuk-ngetuk tubuh saya dan mengusap-usap dari debu yang menempel. “saya ambil satu” Hore … teriak gembira rasanya keberuntungan menyelimuti dan kini saya siap menjadi ember berguna.

Teman-teman hari yang dilalui bersama tuan kebun sungguh tak berperi indahnya. Setiap hari saya dibawanya ke sumur,ditimbakannya air ke dalam tubuh. Dingin,segar rasanya. inilah rsanya dicintai, sunguh pengalaman menjadi ember berguna.

Perkenalkan kembali nama saya ember. Kecintaan saya pada tuan kebun setidaknya menyamai cintanya pangeran Charles kepada lady Diana, seorang guru taman kanak kanak,tak berkelas tak berkasta,namun pangeran pewaris tahta nan tampan ini sungguh mencintai sang Diana dengan sungguh-sungguh. Masih teringat juga dalam benak saya tentang kisah takluknya beberapa tokoh besar karena kecintaannya pada sang pencerah kehidupan. Alexander Agung pada cleopatra, Firaun terhadap istrinya dan lain sebagainya. Saya ingat bagaimana tuan kebun memperlakukan seperti halnya jiwa dan raga saya adalah harta terindah satu-satunya. Terisak bahagia dalam hati rasanya.

Saya sangat bahagia kala itu. Betapa terlihat sepanjang jalan bunga,taman hijau menyambut berseri ketika tuan kebun datang.Dengan tangannya yang kekar meski keriput tipis sudah mulai menghiasi kulit hitamnya.

Sayalah ember sempurna di dunia ini. Hingga suatu hari petir besar menggelegar mengagetkan lamunan tuan kebun .Hujan yang mulai membesar membuat dia panik. Tubuhku dibawanya berlari kencang. “Bruuks” Badan kekarnya terpelanting ,kakinya tersandung akar pohon durian,baru saya sadari matanya mulai merabun bila hujan tiba dan oleh karena itu tuan kebun sangat panik bila terdengar suara petir sedikit saja. Tangannya yang kekar tak bisa menjaga keseimbangan tubuhku, saya terbang disaat yang tidak tepat. “oh Tuhan semoga saya jatuh di rimbunnya rerumputan hijau segar”

Berhari- hari kemudian saya merasakan kepedihan mendalam. Sang tuan kebun membeli ember baru yang lebih kuat, warnanya lebih cerah dan terlihat sangat menarik. Sedih , menangis dan kembali meratap.”Saya sudah tidak berguna lagi.” Tuan kebun meski masih selalu membawa diri saya dalam aktivitasnya,namun perasaan ini sulit di ungkapkan. Kegundahan pada malam pada siang tidak pernah terjawab oleh takdir.

Ya.. kini saya adalah ember yang cacat, ember yang diangap sebelah mata. “Wajan bocor “saja masih berguna, mengapa saya merasakan sulit sekali menerima kenyataan.

Tuhan, ini kah hasil dari kecongkakan sikapku?

Inikah hasil dari egoku yang tak menahu bahwa menua,melemah dan mati adalah bagian dari hidupku?

Tuhan bisakah sang surya tak menampakkan wajahnya hari ini, agar tubuhku yang terluka tak tampak oleh mata lainnya,.aku malu sangat

Tuhan, andai saja hari itu engkau tidak menghadirkan petir di siang bolong, tentu tak akan ada yang terluka

andai saja engkau menjatuhkanku di rumput yang tebal dan hijau tentu aku masih bisa tersenyum

andai saja batu kali itu tak ada di sekitar situ tentu aku tak merasa terlubangi

aku bocor, meski bisa diperbaiki

aku tak sempurna lagi

air dalam tubuhku terbuang begitu saja percuma

kasihan tuan kebunmu Tuhan….

aku tak berguna lagi.

“Ember bocor, ember bocor, ember bocor” Ledek kendi di pojok rumah tuan besar

Saya hina dan saya resah..

“Ember bocor, ember bocor,ember bocor” Sapa botol-botol berbaris di dapur tuan kebun

“ember bocor,ember bocor,ember bocor” Suara menggema dari pacul-dan arit yang menemani tuan berkebun.

Saya ingin berlari kembali berlari dan merasa iri kepada ember -ember yang belum pernah diciptakan. Mereka belum berdosa dan tak akan pernah mengalami kehidupan yang membosankan ini. Sampai suatu ketika tuan kebun mengatakan kepada saya bahwa dia memint amaaf atas kejadian yang telah membuat saya luka. Namun saya terlanjur tak berdaya.

“awas ada ember bocor…….!” Kembali suara itu menggema.

Hidup ember bocor kali ini serasa gelap.dipandanginya kamar tak berpenerang,berpendar disinari rembulan yang kian meredup. Tiba-tiba dalam kegelapan ada yang menyapanya…

“Ember bocor kenapa kamu ada di sini?”

Saya tertegun,merinding dan bergetar seluruh tubuh.

“Siapa kamu?” Tanyaku

“Aku kaleng rombeng,kamu pasti pernah liat aku di pematang sawah, ya.. aku pengusir burung-burung pemakan tanaman padi” ,

“Lalu kenapa namamu kaleng rombeng?” Tanyaku kembali.

“Ah itu kan hanya istilah nama saja,dahulu aku putih bersih kuat sepertimu,bahkan lebih kuat berlipat-lipat darimu… (Kaleng rombeng terdiam sejenak…) Lalu berkata perlahan ,

“Aku pernah kuat kemudian penyok berlubang sepertimu,dan sekarang menjadi compang camping ,teman-teman akhirnya menjuluki ku si kaleng rombeng. Dan sekarang aku terdampar di ruangan pengap ini, bersama sampah-sampah tak berguna”.

“Tidaaaaak….” Teriakku kencang. Saya tak mau jadi ember rombeng…!!!

Sang ember pun tebangun dari lamunannya, ketika tuan kebun memasangkan sesuatu ke dalam lubang tubuhnya.

“Oh apa yang akan dilakukan tuanku” Gumam sang ember.

“Allahu akbar Allahu Akbar... “ Suara Adzan berkumandang seantero tempat ku tinggal.. Dua lebaran telah dilalui sang ember. Lebaran idul fitri dilaluinya dengan riang gembira. Bersama tuan petani,dia menghabiskan waktu bersama.menyemai benih padi,tanaman kebun,bunga bahkan ilalang tak luput tersirami.

Bahagia terpancar jelas diwajahnya. Dan tak lupa dia bersyukur kepada Tuhan atas rahmatNya. Sambil merenungi alunan kalimat barang siapa yang mampu menerima dan mensyukuri apa yang telah ditetapkanNya, maka Tuhan akan menambahkan kenikmatan yang lain.

Terdengar anak-anak riuh rendah bertakbir bertahmid di magrib yang suci ini.

ya,kali ini adalah malam kesekian aku si ember bocor yang hampir dilupakan orang karena tak pernah ada teknologi hebat yang bisa mendaur ku menajdi ember baru. . Aku senang karena diriku esok hari terpakai. Tubuh rentaku yang dahulu bocor ini sudah berdiri kokoh.tulang dan rangkaku kini sangat kokoh kini,apalagi tuan petani menambahi aksesoris keramik indah berwarna biru. Air mataku menitik,sujud malamku tak sia-sia, dititipkannya diriku pada mushola sederhana ini membuatku takjub dan bangga.

Kini kita tahu bahwa teknologi sederhana akan lebih bermanfaat dan teknologi canggih apapun akan indah hasilnya bila tahu darimana dan untuk apa dia diciptakan.

Terimakasih tempat wudhu indah yang dibuat tuan petani menjadikanku hidup kembali.menjadi berguna meski aku hanya kembali sebagai tempat penitipan air.

Siapakah yang menyangkal,bahwa hidup ini adalah titipan dari Tuhan semesta alam?

SEKIAN SEMOGA BERMANFAAT


2 komentar:

  1. ceritanya belum kelar ya? ceritanya bagus, tapi please..jangan ada "kondom bocor"-nya..., kan ceritanya untuk anak-anak..

    BalasHapus
  2. Mbak novi maaf ya..
    sudah saya edit dan saya tambahkan kelanjutan ceritanya.
    Sekali lagi saya ucapkan rasa maaf

    BalasHapus