Kamis, 31 Maret 2011

Pak Radith dan Murid Kurcacinya

Di negeri dongeng yang dihuni oleh kaum kurcaci. Di sebuah negeri yang mengagungkan teknologi peradaban tinggi. Di sebuah desa yang asri dan terlihat sederhana namun indah dipandang mata. Sepertinya pembangunan dan teknlogi mereka melebihi teknologi yang kita punyai di dunia nyata. Terkisahlah suasana belajar di desa kurcaci yang tentram ini.

Anak-anak mari berbaris yang rapih dan masuk ke ruang aula secara tertib..!

Hari ini para anak kurcaci belajar di sebuah tempat (boleh dikatakan sebuah sekolah) . Semuanya berbaris sebelum memasuki aula besar . Kelas ini di isi oleh anak-kurcaci seingkat kelas enam (6) Sekolah Dasar di negeri manusia.

Pak Radith, mereka memanggil kepada seorang kurcaci bertubuh gempal dan berkacamata tebal ini sebagai guru teladan mereka.

“Baiklah anak-anakku sekalian, hari ini bapak akan mengajarkan apa itu teknologi tepat guna yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita nantinya. Bapak kutip dari negeri manusia mengenai definisinya. Mereka menyebutnya teknologi tepat guna. (wikipedia Indonesia)

Teknologi tepat guna adalah teknologi yang dirancang bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Dari tujuan yang dikehendaki, teknologi tepat guna haruslah menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis dibandingkan dengan teknologi arus utama, yang pada umumnya beremisi banyak limbah dan mencemari lingkungan

Istilah ini biasanya diterapkan untuk menjelaskan teknologi sederhana yang dianggap cocok bagi negara-negara berkembang atau kawasan perdesaan yang kurang berkembang di negara-negara industri maju. Bentuk dari "teknologi tepat guna" ini biasanya lebih bercirikan solusi "padat karya" daripada "padat modal". Kendati perangkat hemat pekerja juga digunakan, ia bukan berarti berbiaya tinggi atau mahal ongkos perawatan. Pada pelaksanaannya, teknologi tepat guna seringkali dijelaskan sebagai penggunaan teknologi paling sederhana yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif di suatu tempat tertentu. Di negara maju, istilah teknologi tepat guna memiliki arti yang berlainan, seringkali merujuk pada teknik atau rekayasa yang berpandangan istimewa terhadap ranting-ranting sosial dan lingkungan.

Setelah itu Pak Radith maju kedepan sambil membusungkan dada dan menarik napas panjang Lalu Beliau membacakan puisi yang diambil dari buah karya di salah satu blognya (situs pribadi online).

Tahukah kalian bahwa dahulu langit dan bumi itu satu kesatuan?

sebelum kekuatan Mahabesar memisahkannya.

tahukah kalian Adam diciptakan dan diturunkan ke bumi untuk apa?

padahal syurga begitu indahnya dan begitu menariknya

tahukah kalian kenapa cinta itu tak berasa, tak berbau, dan tak berbentuk?

seperti angin dia tak kelihatan

bila ada kapas beterbangan pasir-pasir bergerak berhaluan

di sanalah angin kita temukan

di balik kacaunya perputaran jiwa

akankah hatimu merasa demikian?

ketika langit yang tercipta melihatmu berteduh di bawahnya

ketika bumi yang kau pijak menangis karena sikapmu

ada apa kawan..?

kenapa kebencian hadir bersemayam dalam wajah indah mu?

kenapa kerinduan tak pernah bisa kau lepaskan dari masa lalu?

kenapa hatimu tak mencair bila ada kegundahan

sementara katamu membatu pada kebaikan

langit melihat mu

bumi berpasak untukmu

mereka bersaksi akan sesuatu yang tidak ingin mereka lihat sebagai kekuatanmu

pergilah kawan pergilah ke mana kau akan pergi di mana langit tak kau lihat

di mana bumi tak kan bisa kau temui untuk berpijak.

datang lah kepadaku bila kau merasa lelah

akan ku buatkan secangkir teh penyegar otak mu yang keram

maukah ?

agar langit menjadi saksi

agar bumi menjadi saksi

ada kebaikan yang akan selalu kau temui.

Seketika para murid bertepuk tangan, meski sedikit berat dan belum paham tentang makna dari pusi tersebut . Pak Radith lalu melanjutkan materi pelajarannya.

Di sorotkan ke layar putih bahan pelajaran selanjutnya dari Ipad nya yang disambungkan dengan proyektor.

Anak-anak belajarlah setinggi langit, gantungkan cita-citamu setinggi-tingginya.Jangan kau turunkan sebelum otak,otot kalian telah digunakan sepenuh hati. Apa yang Bapak sampaikan saat ini adalah sesuatu yang tidak mungkin di masa lalu. Komunikasi yang dahulu di mulai dari telegraf, kemudian telepon yang ditemukan bangsa manusia oleh Alexander Graham Bell dan lalu bermunculan tekonologi lainnya adalah buah dari kecerdasan ide yang dicoba diwujudkan.

Lampu terang benderang adalah buah karya Thomas Alfa Edison yang dahulu di masa sekolahnya dianggap idiot oleh guru-gurunya. Bapak bisa berdiri diantara kalian adalah yang masa mudanya dahulu belajar banyak mengenai orang-orang sukes yang tak kenal menyerah.

Jangan berkeluh kesah karena kekurangan kita , tapi selalulah mencari apa kelebihan kita dan kembangkan. Maka kelemahan kita akan hilang dengan sendirinya. Mengerti….!

“Mengerti…” Jawab anak-anak kompak.

Sekarang pulanglah kalian, minta doa kepada orangtua masing-masing. Gunakan teknologi secara baik. Cari Berita yang bisa kalian gunakan untuk kebaikan. Gunakan mesin pencari Google, yahoo,Bing yang pernah bapak ajarkan untuk kalian. Kembangkan teknologi tepat guna secara baik . Agar anak cucu kalian nantinya bisia berkata alangkah baiknya Tuhan yang telah memberikan akal kepada kami sehingga tak bersusah payah lagi dalam menjalani hidup ini.

Ingat …jangan membebani orang tua kalian dengan permintaan handphone tercanggih, Ipad tercanggih,laptop keluaran terbaru. Tapi gunakanlah teknologi yang sudah ada demi perkembangan desa kita ini. Jangan sampai teknologi ini mengalahkan hubungan silaturahiim antar tetangga yang sudah mengakar sejak berabad-abad lamanya.

Silahkan kalian pulang ke rumah masing-masing.

“Horeee teriak anak-anak kurcaci” Sambil berbaris rapih dan bubar dengan tertibnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar